Pengertian Database Lifecycle
Database Application Lifecycle
adalah sistem informasi adalah sumber yang dapat mengumpulkan, mengelola,
mengatur, dan membagi segala informasi untuk organisasi. Menurut Connolly
(2002, p270) sejak tahun 1970, sistem database telah menggantikan penggunaan
file-based system sebagai bagian sistem informasi dari perusahaan. Oleh karena
itu, banyak organisasi mendirikan bagian yang berfungsi khusus sebagai data
administration (DB) dan database administration (DBA), yang bertanggung jawab
untuk mengelola dan mengatur data perusahaan dan database perusahaan.
Sistem informasi
berbasis komputer terdiri dari sebuah
database, piranti lunak database, piranti lunak aplikasi, perangkat
keras komputer, dan pemakaian perseorangan dan perkembangan sistem.
Komponen terpenting dari sistem
informasi adalah database. Pemakaian dan perkembangan dari database
harus memenuhi kebutuhan terbesar dari
perusahaan. Sistem Basisdata adalah penerapan database ke dalam sistem informasi
Tingkatan dari information systems
lifecycle atau software development lifecycle (SDLC) terdiri dari perencanaan,
analisis kebutuhan, perancangan, pembuatan prototype, implementasi, testing,
konversi, dan operasi pemeliharaan.
Tingkatan dari database application
lifecycle memiliki bentuk yang tidak kaku, tetapi mengikuti bentuk dari bentuk
semula yaitu feed back loops.
Untuk aplikasi database kecil,
dengan jumlah pemakai yang kecil, siklus hidup yang diperlukan
tidak terlalu kompleks. Meskipun begitu,
ketika merancang database aplikasi menengah ke atas dengan jumlah
pemakai dari 10 hingga 1000, menggunakan ratusan query dan program aplikasi,
siklus hidup dapat menjadi sangat kompleks.
Langkah-langkah dalam siklus hidup
database aplikasi :
•Database planning, adalah
merencanakan bagaimana setiap langkah dapat dijalankan seefisien dan seefektif
mungkin.
•System definition, adalah
menspesifikasi ruang lingkup dan batasan dari aplikasi database, pemakai, dan
area aplikasi.
•Requirement collection
and analysis, adalah analisa dan
pengumpulan kebutuhan-kebutuhan dari pemakai dan area aplikasi.
•Database design, adalah perancangan
conceptual, logical, dan physical dari database.
•DBMS selection, adalah
memilih DBMS yang cocok untuk aplikasi
database.
•Application design, adalah
merancang antarmuka pemakai dan program apikasi yang menggunakan dan memproses
database.
•Prototyping, adalah membuat sebuah
model kerja dari aplikasi database yang membolehkan perancang atau pemakai
untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi bagaimana sistem yang dibuat akan
berjalan.
•Implementation, adalah membuat
definisi external, conceptual, dan internal database dan aplikasi program.
•Data conversion and loading, adalah
memasukkan data dari sistem lama ke sistem baru.
•Testing, adalah aplikasi database
akan diuji untuk mendapatkan kesalahan dan divalidasi dengan kebutuhan yang
dispesifikasi pemakai.
•Operational maintenance, adalah
aplikasi database telah diimplementasikan sepenuhnya. Sistem tersebut akan
diawasi dan dirawat berkala. Ketika dibutuhkan, kebutuhan baru dapat
ditambahkan ke dalam aplikasi database melalui langkah-langkah siklus hidup.
Contoh dari penerapan database lifecycle :
Tahapan siklus pada microlife cycle
Aktifitas-aktifitas yang berhubungan
dengan database sebagai micro life cycle dan termasuk fase-fasenya sbb :
1.
Database planning
Pada aktifitas ini akan disusun bagaimana langkah-langkah
siklus hidup dapat
direalisasikan
secara lebih efisien dan efektif.
2.
System definition
Definisi ruang lingkup database (misal : para pemakai,
aplikasi-aplikasinya, dsb.)
3.
Design
Pada bagian dari fase ini, perancangan sistem database
secara konseptual, logikaldan
fisik
dilaksanakan
4.
Implementation
Pemrosesan dari penulisan definisi database secara
konseptual, eksternal, dan
internal,
pembuatan file-file database yang kosong, dan implementasi aplikasi
software.
5.
Loading atau Data Conversion
Database ditempatkan baik secara memanggil data secara
langsung ataupun merubah
file-file
yang ada ke dalam format sistem database dan memangggilnya kembali.
6.
Application Conversion
Beberapa aplikasi software dari suatu sistem sebelumnya
dikonversikan ke suatu
sistem
yang baru.
7.
Testing dan Validation
Sistem yang baru ditest dan diuji kebenarannya.
8.
Operation
Operasi-operasi pada sistem database dan
aplikasi-aplikasinya.
9.
Monitoring dan Maintenance
Selama fase operasi, sistem secara konstan memonitor dan
memelihara database.
Pertambahan dan pengembangan data dan aplikasi-aplikasi software dapat
terjadi
dan
pengaturan kembali database mungkin diperlukan dari waktu ke Waktu
4.
Fase 1 : Pengumpulan data dan
analisa
Empat aktfitas pengumpulan data
dan analisa
1. Menentukan
kelompok pemakai dan bidang-bidang aplikasinya
2. Peninjauan
dokumentasi yang ada
3. Analisa
lingkungan operasi dan pemrosesan data
4. Daftar
pertanyaan dan wawancara
Fase 2 :
Perancangan basis data secara konseptual
1. Perancangan skema konseptual
2. Perancangan
transaksi
Fase 3 :
Pemilihan DBMS
Fase 4 : Perancangan
basis data secara logika (pemetaan model data)
Pemetaan dapat diproses dalam 2 tingkat :
1. Pemetaan
system-independent
2. Penyesuaian skema ke DBMS yang spesifik
Fase 5 :
Perancangan basis data secara fisik
1. Response time
2. Space utility
3. Transaction
throughput
5. Transaction throughput :
Ialah
rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses per menit oleh sistem basis data
dan
merupakan parameter kritis dari sistem transaksi (misal : digunakan pada
pemesanan
tempat di pesawat, bank, dll). Hasil dari fase ini adalah penentual awal dari
struktur
penyimpanan dan jalur akses untuk file-file basis data.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar