klik

Sabtu, 25 Januari 2014

Pengertian Blog, Isi dan Tujuan

Pengertian Blog, Isi, dan Tujuan

  Pengertian Blog
Bagi Anda yang belum sering mendengar kata blog, namun belum tahu tentang pengertian blog, maka artikel ini akan membahasnya. Karena, jangankan orang yang hanya mendengar saja, bahkan orang yang sering blogging pun kurang tahu apa definisi atau pengertian blog itu sendiri.

Blog adalah singkatan dari weblog, biasanya berisi konten yang sifatnya dinamis. Blog juga dapat berarti catatan online. Blog akan sering mengalami update atau memiliki postingan terbaru. Biasanya blog digunakan seorang blogger untuk berbagi infomasi, tips, ataupun sekedar pengalaman pribadi.

Blog mempunyai ciri-ciri yaitu mempunyai nama dan alamat yang dapat diakses secara online, mempunyai tujuan, mempunyai postingan atau isi yang berupa informasi, catatan, dan artikel.

Tujuan umum dari blog sendiri antara lain bisa digunakan untuk berbagi pengalaman, saling bertukar ilmu/pengetahuan dengan pembaca, sebagai alat untuk bekarya atau aktualisasi diri, untuk mengisi waktu luang dan menyalurkan hobi, memberikan manfaat kepada diri sendiri maupun orang lain.

Dalam blog terdapat beberapa fitur yang memudahkan para pembaca untuk menjelajahi isi dari blog tersebut, fitur-fitur blog ini misalnya adalah arsip dan komentar. Arsip adalah kumpulan link artikel yang akan memudahkan pengunjung blog untuk mengetahui artikel apa saja yang sudah ditulis oleh pemilik blog. Komentar adalah sebagai sarana komunikasi antara pemilik blog dengan pembaca sehingga jika ada pertanyaan maka dapat dijawab langsung oleh pemilik blog tersebut.

Membuat blog itu sebenarnya tidak terlalu susah, yang terpenting sobat cermat dalam langkah-langkah awalnya. dan mengenai cara membuat blog gratisan ada banyak layanan yang menyediakan blog gratis, beberapa diantaranya yang paling sering dipakai adalah:

- Blogger.com
- Wordpress.com
- Blogdetik.com
- Blog-roll.info
- Wordblog.pl
- dan masih banyak lagi.

Database Lifecycle




Pengertian Database Lifecycle

Database Application Lifecycle adalah sistem informasi adalah sumber yang dapat mengumpulkan, mengelola, mengatur, dan membagi segala informasi untuk organisasi. Menurut Connolly (2002, p270) sejak tahun 1970, sistem database telah menggantikan penggunaan file-based system sebagai bagian sistem informasi dari perusahaan. Oleh karena itu, banyak organisasi mendirikan bagian yang berfungsi khusus sebagai data administration (DB) dan database administration (DBA), yang bertanggung jawab untuk mengelola dan mengatur data perusahaan dan database perusahaan.

Sistem  informasi  berbasis  komputer  terdiri  dari  sebuah  database,  piranti lunak database, piranti lunak aplikasi, perangkat keras komputer, dan pemakaian perseorangan dan perkembangan sistem.
Komponen terpenting dari sistem informasi adalah database. Pemakaian dan perkembangan  dari  database  harus  memenuhi  kebutuhan  terbesar  dari perusahaan. Sistem Basisdata adalah penerapan database ke dalam sistem informasi

Tingkatan dari information systems lifecycle atau software development lifecycle (SDLC) terdiri dari perencanaan, analisis kebutuhan, perancangan, pembuatan prototype, implementasi, testing, konversi, dan operasi pemeliharaan.

Tingkatan dari database application lifecycle memiliki bentuk yang tidak kaku, tetapi mengikuti bentuk dari bentuk semula yaitu feed back loops.
Untuk aplikasi database kecil, dengan jumlah pemakai yang kecil, siklus hidup   yang   diperlukan   tidak   terlalu   kompleks.   Meskipun   begitu,   ketika merancang database aplikasi menengah ke atas dengan jumlah pemakai dari 10 hingga 1000, menggunakan ratusan query dan program aplikasi, siklus hidup dapat menjadi sangat kompleks.


Langkah-langkah dalam siklus hidup database aplikasi :

•Database planning, adalah merencanakan bagaimana setiap langkah dapat dijalankan seefisien dan seefektif mungkin.
•System definition, adalah menspesifikasi ruang lingkup dan batasan dari aplikasi database, pemakai, dan area aplikasi.
•Requirement  collection  and  analysis,  adalah  analisa  dan  pengumpulan kebutuhan-kebutuhan dari pemakai dan area aplikasi.
•Database design, adalah perancangan conceptual, logical, dan physical dari database.
•DBMS  selection,  adalah  memilih  DBMS  yang  cocok  untuk  aplikasi database.
•Application design, adalah merancang antarmuka pemakai dan program apikasi yang menggunakan dan memproses database.
•Prototyping, adalah membuat sebuah model kerja dari aplikasi database yang membolehkan perancang atau pemakai untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi bagaimana sistem yang dibuat akan berjalan.
•Implementation, adalah membuat definisi external, conceptual, dan internal database dan aplikasi program.
•Data conversion and loading, adalah memasukkan data dari sistem lama ke sistem baru.
•Testing, adalah aplikasi database akan diuji untuk mendapatkan kesalahan dan divalidasi dengan kebutuhan yang dispesifikasi pemakai.
•Operational maintenance, adalah aplikasi database telah diimplementasikan sepenuhnya. Sistem tersebut akan diawasi dan  dirawat berkala. Ketika dibutuhkan, kebutuhan baru dapat ditambahkan ke dalam aplikasi database melalui langkah-langkah siklus hidup.

Contoh dari penerapan database lifecycle :
Tahapan siklus pada microlife cycle
Aktifitas-aktifitas yang berhubungan dengan database sebagai micro life cycle dan termasuk fase-fasenya sbb :
      1. Database planning
    Pada aktifitas ini akan disusun bagaimana langkah-langkah siklus hidup dapat
      direalisasikan secara lebih efisien dan efektif.
      2. System definition
    Definisi ruang lingkup database (misal : para pemakai, aplikasi-aplikasinya, dsb.)
      3. Design
    Pada bagian dari fase ini, perancangan sistem database secara konseptual, logikaldan
      fisik dilaksanakan
      4. Implementation
     Pemrosesan dari penulisan definisi database secara konseptual, eksternal, dan
       internal, pembuatan file-file database yang kosong, dan implementasi aplikasi
       software.
       5. Loading atau Data Conversion
     Database ditempatkan baik secara memanggil data secara langsung ataupun merubah
       file-file yang ada ke dalam format sistem database dan memangggilnya kembali.
       6. Application Conversion
     Beberapa aplikasi software dari suatu sistem sebelumnya dikonversikan ke suatu
       sistem yang baru.
       7. Testing dan Validation
     Sistem yang baru ditest dan diuji kebenarannya.
       8. Operation
     Operasi-operasi pada sistem database dan aplikasi-aplikasinya.
       9. Monitoring dan Maintenance
     Selama fase operasi, sistem secara konstan memonitor dan memelihara database.
       Pertambahan dan pengembangan data dan aplikasi-aplikasi software dapat terjadi
       dan pengaturan kembali database mungkin diperlukan dari waktu ke Waktu

4.    Fase 1 : Pengumpulan data dan analisa
    Empat aktfitas pengumpulan data dan analisa
     1.     Menentukan kelompok pemakai dan bidang-bidang aplikasinya
     2.    Peninjauan dokumentasi yang ada
     3.    Analisa lingkungan operasi dan pemrosesan data
     4.    Daftar pertanyaan dan wawancara

     Fase 2 : Perancangan basis data secara konseptual
    1.     Perancangan skema konseptual
     2.    Perancangan transaksi

     Fase 3 : Pemilihan DBMS
    
    Fase 4 : Perancangan basis data secara logika (pemetaan model data)
    Pemetaan dapat diproses dalam 2 tingkat :
      1.     Pemetaan system-independent
    2.    Penyesuaian skema ke DBMS yang spesifik

       Fase 5 : Perancangan basis data secara fisik
       1. Response time
       2. Space utility
       3.  Transaction throughput

    5.    Transaction throughput :
        Ialah rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses per menit oleh sistem basis data
        dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi (misal : digunakan pada
        pemesanan tempat di pesawat, bank, dll). Hasil dari fase ini adalah penentual awal dari
        struktur penyimpanan dan jalur akses untuk file-file basis data.